Berjuang Melawan Covid-19
oleh: Ni Made Seri Dewi
Tahun 2020 akan di kenang sepanjang masa karena di tahun ini untuk pertama kalinya sekolah- sekolah, mall, dan kantor di tutup karena covid-19, selain itu banyak sekali tenaga medis yang gugur dalam menjalankan tugasnya. Tercatat lebih dari 100 tenaga medis yang gugur dalam perang melawan Virus covid-19. Tentunya ini membuat Indonesia berduka, karena tanpa tenaga medis kita sebagai orang awam tak akan mampu mengatasi wabah yang kerap datang tiba-tiba tanpa permisi dan membunuh banyak orang. Meski tak sedikit dokter yang meninggal dunia akibat COVID-19, nasib baik masih berpihak kepada dokter Putu. Dokter anak berusia 45 tahun ini sempat terpapar COVID-19.
Demam flu, batuk, pilek, kehilangan pengecap rasa itu yang dirasakan oleh Dokter Putu, awalnya Dokter Putu tidak merasa bahwa dirinya terkena COVID-19, karena Dokter Putu sangat disiplin dalam menjalankan protokol kesehatan. Ke esokan harinya dokter putu pergi kerumah sakit untuk melakukan CT scan. Dokter Putu diperiksa CT scan sangat lama,dan belum boleh turun. Dia bingung, kenapa ini? Biasanya tidak sampai satu jam boleh turun. Saat dibolehkan turun, semuanya sudah pakai APD lengkap! Waduh, streslah dokter Putu di situ! Dia benar-benar kaget. Apalagi baca kasus di luar negeri kematiannya sangat banyak dan tenaga medis banyak yang terkena, tak cuma itu memikirkan bagaimana kondisi diri yang harus segera dibawa ke UGD lalu ruang isolasi, ia pun mengkhawatirkan bagaimana keadaan keluarganya.
Ia sangat cemas, apa mereka juga terinfeksi dari dirinya? Apakah kondisi mereka baik-baik saja? Semua kecemasan tersebut terus bergejolak dalam batinnya. Dokter putu terdiam dan berfikir bagaimana dirinya bisa tertular oleh COVID-19, dia tetap terdiam di ruangan isolasi lalu keheningan itu pun hilang seketika karena hp nya berdering, setelah mengangkat telepon dia terkejut karena sepupunya juga positif COVID-19. Hal ini tentunya membuat Putu tau bahwa dirinya tertular COVID-19 dari sepupunya, sekarang dia ingat bagaimana semua ini terjadi.
Sebelumnya Dokter Putu bersama keluarga pulang kampung dan di sana dia berkumpul bersama keluarga tanpa menjalankan protokol kesehatan karena dia berpikir bahwa mereka adalah keluarga dan lupa tentang adanya virus COVID-19 yang sedang menyerang Indonesia dan dunia.
Kini dia sadar akan pentingnya menjalankan protokol kesehatan meski dalam lingkungan keluarga, dan hari-hari telah ia lalui dalam ruang isolasi dan hari ini hari ke tujuh ia berada di ruang isolasi dan akan di lakukan CT scan kembali untuk mengetahui apakah dia sudah sembuh atau belum. Akhirnya hasil CT scan pun keluar dan menyatakan bahwa hasilnya negatif, hal ini membuat dokter putu sangat bersyukur atas kesembuhannya dan dia bisa kembali berkumpul bersama keluarga tercinta.
(Ni Made Seri Dewi merupakan mahasiswa Program Studi Pendidikan Agama Hindu angkatan 2020/2021)