Coronavirus Disease 2019
oleh: I Gede Anggayana

Virus Corona atau Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus corona jenis baru yang menimbulkan gejala utama berupa gangguan pernapasan. Virus ini pertama kali muncul pada akhir bulan Desember tahun 2019 tepatnya di Wuhan, China.

Selain China, virus corona juga menyebar secara cepat ke berbagai negara lain, termasuk Jepang, Thailand, Korea Selatan, bahkan hingga ke Amerika Serikat dan sampai ke Indonesia pada bulan Maret 2020. Penyebaran virus corona merupakan virus single stranded RNA yang berasal dari kelompok Coronaviridae. Dinamakan virus corona karena permukaannya yang berbentuk mahkota (crown/corona). Virus corona jenis baru ini belum pernah teridentifikasi pada manusia sebelumnya. Karena itu, virus ini juga disebut sebagai 2019 Novel Coronavirus atau 2019-nCoV.

Virus corona adalah kumpulan virus yang bisa menginfeksi sistem pernapasan. Pada banyak kasus, virus ini hanya menyebabkan infeksi pernafasan ringan, seperti flu. Namun, virus ini juga bisa menyebabkan infeksi pernapasan berat, seperti infeksi paru-paru (pneumonia). Virus ini menular melalui percikan dahak (droplet) dari saluran pernapasan, misalnya ketika berada di ruangan tertutup yang ramai dengan sirkulasi udara yang kurang baik atau kontak langsung dengan droplet. Gejala awal infeksi virus corona bisa menyerupai gejala flu, yaitu demam, pilek, batuk kering, sakit tenggorokan, dan sakit kepala. Gejala tersebut akan muncul ketika tubuh bereaksi melawan virus corona. Secara umum, ada 3 gejala yang bisa menandakan seseorang terinfeksi virus corona, yaitu demam (suhu tubuh diatas 38 derajat celsius), batuk kering, dan sesak nafas.

Gejala-gejala Covid-19 ini muncul dalam waktu 2 hari sampai 2 minggu setelah penderitaan terpapar virus corona. Sebagai pasien yang terinfeksi virus corona bisa mengalami penurunan oksigen tanpa adanya gejala apapun. Kondisi ini disebut happy hypoxia. Guna memastikan apakah gejala-gejala tersebut merupakan gejala dari virus corona, diperlukan rapid test atau PCR. Virus corona dapat menginfeksi siapa saja, tetapi efeknya akan lebih berbahaya atau bahkan fatal bila terjadi pada orang lanjut usia, ibu hamil dan orang yang memiliki penyakit tertentu, perokok, atau orang yang daya tahan tubuhnya lemah, misalnya pada penderita kanker.

Meski gejala penyakit coronavirus menyerupai penyakit pernapasan lain seperti pneumonia atau influenza, sejauh ini belum ada vaksin yang dapat mencegah penularan penyakit coronavirus. Pemberian vaksin pneumonia maupun vaksin influenza tidak dapat memberikan proteksi terhadap penyebaran infeksi virus corona. Cara terbaik untuk menghindari penyakit infeksi virus corona adalah melakukan tindakan pencegahan secara aktif. WHO menyarankan setiap orang melakukan tindakan seperti mencuci tangan menggunakan sabun di air mengalir, hindari menyentuh hidung, mata, atau mulut terutama bila tangan masih kotor, melakukan social distancing, diam di rumah apabila tidak ada keperluan di luar rumah, dan sebagainya.

Menjaga nutrisi dengan mengonsumsi makanan yang bergizi seimbang, minum air putih dalam jumlah cukup, dan istirahat cukup juga dapat membantu menjaga kondisi tubuh agar tetap bugar dan terhindar dari infeksi virus corona. Setiap orang yang mengalami gejala menyerupai infeksi corona, jangan ragu untuk segera berkonsultasi dengan tenaga kesehatan untuk memastikan penyebabnya.

(I Gede Anggayana merupakan mahasiswa Program Studi Pendidikan Agama Hindu angkatan 2020/2021)

Hubungi kami di WhatsApp
1