Covid-19 Serang Dunia
oleh: Ni Kadek Febiyanti
Covid-19 adalah sebuah penyakit/virus yang melanda dunia saat ini. Dengan jumlah korban jiwa yang tidak sedikit, tetapi mencapai ribuan orang. Penyakit ini dengan cepat dinyatakan sebagai sebuah pandemi. Pemberian status pandemi bukan tanpa alasan karena penyebaran virus ini sangat cepat. Covid-19 tidak hanya menyerang di negara asalnya, yaitu China, tetapi virus ini dengan cepat menyebar ke seluruh dunia. Banyak negara telah mencatat adanya korban di tempat mereka, contohnya Indonesia sendiri.
Terhadap Covid-19 dilakukan penelitian pertama yang berupaya mengukur dampak pandemi. Para peneliti dari University of Sydney menciptakan model ekonomi global yang terperinci. Sektor yang paling terpukul adalah industri transportasi. Banyak rute penerbangan harus dibatalkan karena negara-negara menutup perbatasan mereka untuk pengunjung terutama di kawasan Asia, Eropa, dan Amerika Serikat (AS). Faktanya, hilangnya konektivitas global ini memicu penularan ekonomi, yang menyebabkan gangguan besar pada sektor perdagangan, pariwisata, energi, dan keuangan berdasarkan penelitian tersebut. Satu-satunya sisi positif dari pandemi ini yang bisa dirasakan hanyalah dalam hal perubahan lingkungan.
Pandemi Covid-19 diketahui menurunkan tingkat emisi gas rumah kaca di sepanjang sejarah manusia.Guncangan bagi para pekerja juga dirasakan di seluruh dunia. Dalam penelitian ini, dilaporkan bahwa ada lebih dari jutaan orang di seluruh dunia telah dibuat menganggur dan kehilangan pekerjaannya akibat dari pandemi Covid-19 ini. Angka tersebut diperkirakan menghasilkan pemotongan pendapatan upah dari gaji USD 2,1 triliun atau setara dengan Rp 30,3 kuadriliun atau enam persen dari semua pendapatan upah global. Dari total kehilangan pendapatan ini, USD 536 miliar atau setara dengan Rp 7,7 kuadriliun atau sekitar 21 persen hilang karena pengurangan perdagangan internasional.
Guncangan pasar tenaga kerja yang signifikan ini bahkan dikatakan akan terus tumbuh seiring pandemi berlanjut, menurut tim peneliti. Selain itu, guncangan ekonomi selanjutnya kemungkinan akan berdampak lebih jauh pada kuantitas dan kualitas pekerjaan, serta memengaruhi kelompok-kelompok rentan, seperti pekerja migran dan tidak terampil yang mungkin tidak beradaptasi dengan pengaturan pekerjaan virtual. Ini juga kemungkinkan memperluas kesenjangan kekayaan dan pendapatan global yang sudah ada dan berpotensi memusnahkan sistem perawatan kesehatan di negara-negara berpenghasilan rendah.
Covid-19 adalah virus yang sangat berbahaya sampai menyebar ke seluruh dunia. Oleh karena itu kita harus mengikuti aturan-aturan yang sudah dibuat oleh pemerintah salah satunya adalah diam di rumah. Dengan berdiam diri di rumah dan tidak ke luar rumah akan mengurangi dampak terkena virus Covid-19. Namun, dengan peraturan ini semua sekolah diliburkan dan dampak ini sangat berpengaruh.
Banyak siswa siswi kesulitan belajar online/daring karena sebagian siswa siswi tidak memiliki HP/gadget untuk belajar online atau siswa yang tidak memiliki akses internet tentunya ini sangat berpengaruh terhadap pendidikan di Indonesia. Saat keluarga mampu untuk memiliki gawai atau perangkat komunikasi yang dibutuhkan pun orang tua belum tentu sanggup untuk membantu siswa belajar daring. Bukan masalah kompetensi orang tuanya yang utama. Namun, orang tua juga memiliki pekerjaan yang harus diselesaikan, apalagi dalam masa pandemi yang berpengaruh pula pada keadaan ekonomi semua orang. Banyak siswa yang mengeluhkan pula bahwa pembelajaran jarak jauh membuat konsentrasi mereka buyar dan kurang fokus untuk belajar. Ilmu yang didapat dirasa tidak sebanding dengan pembelajaran tatap muka. Banyak guru yang mengeluhkan kendala teknis yang terjadi pada saat mengikuti pembelajaran jarak jauh. Kendala tersebut meliputi teknis penggunaan aplikasi (gagal upload, email tidak terkirim) ataupun teknis teknologi informasi, seperti lemahnya sinyal, perangkat yang galat, dan sejenisnya. Terakhir, sekolah juga kurang memiliki persiapan dalam menghadapi pembelajaran jarak jauh. Hal ini wajar saja, karena pandemi terjadi secara tiba-tiba dan menimpa seluruh sektor industri tanpa terkecuali sekolah.
(Ni Kedek Febiyanti merupakan mahasiswa Program Studi Pendidikan Agama Hindu angkatan 2020/2021)