oleh: I Wayan Mardana Putra
Pada zaman dahulu di Bumi terdapat sebuah kerajaan yang sangat makmur dan kaya akan sumber daya alam berlimpah. Kerajaan yang megah dan indah itu bernama Kapila yang dipimpin oleh Raja Manik dengan arif dan bijaksana. Kerajaan Kapila sangat berkawan baik dengan Kerajaan Awan yang dipimpin oleh Ratu Ambara. Meskipun Kerajaan Awan berada di atas langit, tempat itu tidaklah kalah indah dengan Kerajaan Kapila. Bayangkan saja pemandangan di seluruh penjuru Bumi terlihat sangat jelas, istananya dibangun dari kristal-kristal langit yang indah dan bercahaya. Semua penduduknya menyukai warna putih sama seperti awan, penduduknya pun ramah dan hidup mereka selalu berbahagia.
Sumber foto: https://www.pulsk.com/217393/
Raja Manik dari Kerajaan Kapila dan Ratu Ambara dari Kerajaan Awan bersahabat sangat baik. Seringkali Raja Manik dan Ratu Ambara saling mengunjungi sembari membawakan bingkisan spesial dari masing-masing kerajaan. Pernah beberapa waktu lalu Raja Manik membawakan Ratu Ambara beberapa pot bunga Matahari. Bunga Matahari ini sangat berbeda dari bunga Matahari pada umumnya. Bunganya cukup besar, kelopaknya bersinar sangat cerah, biji bunganya sangat ranum dan dapat tumbuh dengan cepat apabila ditanam, bunganya sangat harum baunya, dan pot yang Raja Manik gunakan untuk menanam bunga itu pun terbuat dari tanah liat berkualitas tinggi dan diukir oleh ahli ukir di Kerajaan Kapila. Bunga ini adalah bunga favorit Sang Raja di wilayah Kerajaan Kapila. Betapa bahagianya Ratu Ambara saat itu. Ia sangat menyukai bunga terutama bunga yang Raja Manik berikan. Beberapa waktu lalu juga Ratu Ambara sempat memberikan Raja Manik sekantong kristal pelangi yang sangat indah. Kristal ini warnanya sangat cantik, berwarna-warni pelangi yang cantik, harganya pun sangat bernilai tinggi. Bayangkan saja, satu buah kristal pelangi bisa digunakan untuk membeli satu buah Gunung. Betapa bahagia sekaligus terharu Raja Manik menerima hadiah itu.
Hubungan baik antara Raja Manik dan Ratu Ambara membuat Raja Gola dari Kerajaan Yomi merasa iri. Dia iri, karena Raja Manik selalu saja diberikan hadiah yang menawan dan berharga tinggi bahkan Ratu Ambara mau bersahabat dengan Raja Manik yang biasa-biasa saja menurutnya.
“Ini sangat menyebalkan, mengapa hanya Raja Manik yang dilihat oleh Ratu Ambara? Mengapa ia tidak mau bersahabat denganku? Mengapa aku tidak pernah diberikan kristal pelangi ataupun kristal pelangi oleh Ratu Ambara? Aku sangat kesal, sangat kesal.”
Tiba-tiba dalam penggerutuannya, Raja Gola mendapat sebuah ide. Dengan cekatan lalu dia memanggil orang kepercayaannya bernamaLalim. Dia memberitahu Lalim mengenai sebuah rencana yang akan membuat hubungan Raja Manik dan Ratu Ambara menjadi renggang.
“Lalim, kemarilah!”
“Ada apa tuanku?”
“Aku ada tugas untukmu. Aku sangat membenci Raja Manik. Aku ingin kau menyamar menjadi gelandangan yang tidak punya tempat tinggal, datanglah ke Kerajaan Kapila, lalu memohonlah dengan Raja Manik untuk tinggal dan menetap di sana sebagai rakyat Kapila. Aku yakin Raja Manik pasti menerimamu dengan senang hati.”
“Lalu apa, Rajaku?”
“Aku tahu kau adalah peracik parfum yang sangat andal, dan juga kau sangat ahli bermain mesiu serta alat peledak. Aku tahu, Kerajaan Awan tidak tahan dengan asap berlebih, ledakan keras, dan bau-bau menyengat. Jika hal itu terus-menerus menimpa Kerajaan Awan, lapisan ozon yang melindungi Kerajaan Awan akan rusak dan Kerajaan itu pasti hancur.”
“Jadi, Tuan ingin agar aku menyamar menjadi penduduk di sana dan membuat penduduk gemar memakai parfum, kembang api dan rutin mengepulkan asap dari Kerajaan Kapila sehingga Raja Manik akan disalahkan sehingga Ratu Ambara benci dengan Raja Manik?”
“Tepat, kau sangat pintar seperti biasanya.”
“Baiklah, Tuan. Akan aku laksanakan perintahmu.”
Benar saja, Lalim pergi ke Kerajaan Kapila dengan menyamar sebagai gelandangan. Raja Manik pun menerima Lalim dengan senang hati. Sejak saat itu, berbulan-bulan menetap di Kerajaan Kapila, Raja Manik mengetahui bahwa Lalim merupakan seorang berbakat dalam meracik parfum dan membuat kembang api. Oleh karena itu, Raja ingin menyebarkan hal yang dibuat Lalim kepada semua rakyat agar semua rakyat Kapila berbau wangi seperti Bunga Matahari Kapila dan bisa melihat kembang api yang indah setiap malam.
“Kerjamu sangat bagus sekali Lalim, aku sangat suka wangi parfum ini. Wanginya sama seperti Bunga Matahari Kapila, dan kembang api yang kau buat pun sangat indah meledak di angkasa, aku sangat suka, aku ingin kembang api ini dinyalakan setiap malam dan aku ingin agar variasi wangi parfummu semakin banyak.” Ucap Raja Manik.
Lalim dengan semangat mengiyakan permintaan Sang Raja. Mulai saat itu ia bekerja tanpa henti. Membuat parfum dari aneka bunga dan tanaman di wilayah Kerajaan Kapila yang dia rasa cocok digunakan parfum, dia juga membuat kembang api dengan bahan dasar pohon-pohon yang ada di wilayah Kerajaan Kapila. Setiap malam Raja Manik dan semua warga Kapila menyaksikan kembang api di langit, dan bahkan saat ini Kerajaan Kapila menjadi Kerajaan yang sangat wangi karena semua rakyatnya menggunakan parfum buatan Lalim.
Raja Manik tidak pernah lagi mengunjungi Kerajaan Awan semenjak penemuan Lalim memonopoli seluruh Kerajaan, hal ini membuat Ratu Ambara khawatir. Ratu Ambara merasa ada yang aneh dengan Kerajaan Awan, kristal-kristal langit mulai meleleh, dengan sangat khawatir Ratu Ambara bertanya kepada cermin langit.
“Wahai cermin langit, apa yang sebenarnya terjadi? Rakyat Kerajaan Awan saat ini banyak yang jatuh sakit, kristal langit dan juga kristal pelangi pun mulai meleleh, tolong beritahu padaku, wahai cermin langit!”
“Ratuku yang Mulia, saat ini Kerajaan Kapila selalu meledakkan kembang api setiap malam, dan semua rakyatnya selalu menggunakan parfum. Parfum dan kembang api itu membuat lapisan ozon yang melindungi Kerajaan Langit menipis dan rapuh, lalu yang paling parah parfum dan kembang api itu berasal dari tumbuhan dari Kerajaan Kapila sehingga tanpa tumbuhan, oksigen juga akan menipis semua kristal kita pasti meleleh, dan yang paling mengerikan Kerajaan kita bisa hancur, Ratuku.”
Ratu Ambara dengan segera mendatangi Raja Manik dan memberitahu semua hal yang cermin langit katakan. Namun, Raja Manik tidak mempercayai Ratu Ambara, dia terlalu terlena dengan penemuan Lalim. Ratu Ambara sangat kecewa dan kembali ke Kerajaan Awan dengan sangat sedih. Beberapa waktu kemudian, Kerajaan Kapila hancur karena tidak ada tanaman yang tersisa untuk meghasilkan oksigen, Kerajaan Awan juga hancur karena lapisan ozon telah rusak dan hancur.
Raja Manik menemui Ratu Ambara untuk meminta maaf atas semua perbuatannya, dan dia ingin menebus semua kesalahan yang telah ia perbuat. Setelah melakukan diskusi yang cukup panjang, Penasihat Raja Manik mengusulkan agar Kerajaan Kapila menanam seribu pohon agar lapisan ozon dan oksigen kembali seperti semula. Dengan semangat dan raut wajah gembira kedua kerajaan menyetujui keputusan itu. Mereka lalu memulai menanam pohon dengan giat. Beberapa tahun berlalu, pohon-pohon itu telah tumbuh besar, oksigen dan lapisan ozon pun kembali normal. Raja Manik, Ratu Ambara beserta semua rakyat mereka berbahagia dan bersuka cita, mereka menggelar pesta selama tujuh hari tujuh malam. Sementara itu, Lalim ditangkap oleh pasukan Kerajaan Manik dan Raja Gola pun demikian. Sejak saat itu Raja Manik, Ratu Ambara, dan semua rakyatnya hidup bahagia selamanya.
Penulis Cerita
I Wayan Mardana Putra lahir di Denpasar pada 8 Maret 1998, saat ini menjadi mahasiswa di STKIP Agama Hindu Amlapura dengan Program Studi Pendidikan Bahasa Bali.