oleh: Ni Luh Eka Widiantari*
Pada zaman sekarang ini, seperti kita ketahui bahwa semuanya sudah berada pada zaman modern. Segala sesuatu sudah dengan mudah kita dapatkan. Inilah yang namanya pengaruh globalisasi. Perkembangan IPTEK menjadi salah satu ciri zaman sekarang. Berbagai macam alat elektronik seperti handphone, laptop sudah menjadi kebutuhan pokok zaman sekarang ini. Setiap orang di dunia sudah mulai melek teknologi. Terbukti bahwa hampir setiap orang, bahkan anak kecil sudah difasilitasi gadget (handphone) oleh orang tuanya sebagai mainannya. Dengan adanya gadget seperti sekarang ini, informasi sudah dengan mudah bisa kita akses melalui internet. Tentu hal tersebut juga memengaruhi dunia pendidikan.
Di era modern ini, dunia pendidikan juga sangat terbantu dengan adanya perkembangan IPTEK yang sangat pesat. Hampir seluruh siswa dan guru sekarang ini memiliki gadget. Hal itu menunjukkan bahwa sudah banyak yang mulai melek teknologi. Hal tersebut sangat membantu guru ataupun siswa dalam mengerjakan tugas dan tanggung jawab berkat adanya jaringan internet, yang mempermudah mengakses informasi melalui gadget yang dimiliki. Lalu bagaimanakah pengaruhnya terhadap pelaksanaan kompetensi guru zaman now?
Menjadi seorang guru tidaklah mudah seperti yang dibayangkan oleh orang lain. Untuk bisa menjadi seorang guru, seseorang harus memiliki kompetensi dasar yang menjadi roh yang menjiwai seorang tenaga pendidik. Ketika kemampuan tersebut sudah tumbuh dan melekat pada diri guru tersebut, barulah pantas dikatakan sebagai guru yang profesional. Menjadi seorang guru harus bisa kreatif dan inovatif dalam menyajikan materi pembelajaran agar siswa tertarik untuk belajar, layaknya memanfaatkan kemajuan teknologi seperti sekarang ini.
Menurut UU Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, guru adalah tenaga pendidik profesional yang memiliki tugas utama untuk mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevalusi peserta didik pada pendidikan anak usia dini melalui jalur formal pendidikan dasar dan pendidikan menengah. Dari definisi tersebut, bisa kita ketahui bahwa menjadi seorang guru memiliki tugas dan tanggung jawab yang sangat berat. Guru harus mampu berperan sebagai administrator, diagnosator, motivator, mediator, komunikator, konselor, fasilitator, demonstrator, dan evaluator dalam pembelajaran. Hal itu perlu dilakukan karena guru dituntut untuk menjadi tenaga pendidik yang profesional.
Untuk menjadi guru yang profesional guru harus memiliki 4 (empat) kompetensi dasar yang menjadi roh sebagai tenaga pendidik. Kompetensi tersebut, yakni kompetensi pedagogik, kompetensi professional, kompetensi sosial, dan kompetensi personal. Kompetensi pedagogik merupakan kemampuan seorang guru mengelola kelas supaya terciptanya proses belajar mengajar yang kondusif dari awal pembelajaran hingga mengakhiri pelajaran. Kompetensi profesional, adalah kemampuan seorang guru dalam menyiapkam diri untuk memberikan pembelajaran kepada siswa, baik itu mempersiapkam materi, menyampaikan materi, membuat media pembelajaran, memilih strategi pembelajaran yang akan digunakan untuk mengajar, hingga mengevaluasi hasil pembelajaran. Kompetensi sosial adalah kemampuan seorang guru dalam menjaln hubungan dengan orang lain, baik kepada kepala sekolah, wakil kepala sekolah, sesama guru, kepada seluruh siswa, dan staf yang bertugas. Kompetensi personal adalah kemampuan seorang guru yang sangat penting. Guru harus mampu menunjukkan sikap positif bahwa dirinya patut untuk dijadikan sebagai teladan bagi orang-orang di sekitarnya. Hal itu termuat dalam filosofi Ki Hajar Dewantara yang menjadi 3 (tiga) pilar dalam pendidikan, yakni Ing Ngarso Sung Tulodo (di depan menjadi teladan), Ing Madyo Mangun Karso (di tengah mengayomi), dan Tut Wuri Handayani (di belakang memberikan motivasi/dorongan).
Pada zaman sekarang ini, tugas keprofesionalan seorang guru sudah sangat dibantu oleh perkembangan teknologi. Guru sudah bisa mengakses informasi mengenai materi-materi terbaru yang bisa dijadikan tambahan dalam bahan pembelajaran. Begitu juga dalam menyampaikan materi di dalam kelas, guru sudah bisa menggunakan media berupa LCD Proyektor yang dihubungkan ke laptop dan speaker, sehingga tidak perlu lagi banyak menulis di papan ataupun ketika guru ingin memberikan materi melaui video atau audio sekarang sudah lebih mudah dengan adanya perkembangan teknologi yang sangat pesat.
Namun pada kenyataannya, masih banyak guru yang belum sepenuhnya mampu menjalankan tugas dan tanggung jawab sebagai seorang guru. Hal itu berkaitan dengan pelaksanaan kompetensi dasar guru. Sebagai contohnya, ada seorang guru yang mengajar tanpa membawa atau mempersiapkan bahan ajar. Guru hanya berpatokan kepada buku LKS (Lembar Kerja Siswa) yang ada. Ia hanya menyuruh siswa membaca materi yang ada, lalu mengerjakan latihan soal tanpa adanya penjelasan materi apapun. Ketika pengerjaan soal dirasa cukup, ia akan mengajak siswa untuk menjawab pertanyaan bersama. Namun, pada kenyataanya guru tersebut hanya membaca pertanyaan lalu menjawab pertanyaan itu sendiri, tanpa menghiraukan siswanya mengerti atau tidak dengan apa yang ia jelaskan. Seharusnya, guru mengajak siswa membahas bersama pembelajaran yang dibahas, hingga seluruh siswa mampu memahami materi yang disampaikan. Bila penjelasannya memanfaatkan kemajuan IT itu akan lebih menarik. Intinya guru tersebut harus mampu menjalankan kompetensi profesionalannya dengan baik. Oleh karena itu, kompetensi pemanfaatan IT dan melek IT juga penting dimiliki oleh guru zaman now.
Ada juga seorang guru yang hanya memberikan judul materi saja kepada siswanya lalu menyuruh siswa untuk mencari jawabannya di internet sehingga ia tidak perlu banyak menjelaskan materi. Tanpa peduli apakah semua siswanya sudah mengerti ataukah belum. Pada kasus ini, guru mampu memanfaatkan kemajuan IPTEK, tetapi penerapannya kurang tepat, karena cenderung membuat guru malas menjelaskan.
Contoh lainnya, seorang guru yang mengajar tanpa membawa rancangan pembelajaran atau tidak berpatokan kepada suatu sumber buku, ia hanya menjelaskan materi sesuai apa yang ia pahami sebelumnya, sehingga siswanya tidak mengetahui runtutan materi apa saja yang diajarakan, karena materi yang sudah dijelaskan sebelumnya bisa akan dijelaskan kembali di pertemuan berikutnya.
Seharusnya guru tersebut mampu menjalankan tugas keprofesionalannya dengan baik, yaitu dalam pelaksanaan kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional. Guru tidak boleh monoton dalam mengajar dan harus memiliki rancangan pembelajaran yang jelas. Guru harus mau dan mampu memperbaharui ilmu dan skill yang dimilikinya, agar tidak ketinggalan zaman. Guru setidaknya mampu menerapkan metode pembelajaran yang menarik, sehingga siswa tertarik untuk mengikuti pembelajaran dan siswa dapat dengan mudah memahami materi. Hal itu bisa guru terapkan dengan memanfaatkan IT yang ada, seperti membuat tampilan power point yang menarik serta ditambahkan dengan video misalnya yang ditampilkan melalui LCD Proyektor.
Berbeda halnya dari kasus di atas, ada pula seorang guru yang tidak mentaati aturan dan kurang sopan dalam berpakaian. Menggunakan baju yang terlalu terbuk/transparana dan menggunakan rok yang terlalu pendek, misalnya. Seorang guru menyuruh siswanya agar tidak datang terlambat, tetapi kenyataannya gurulah yang sering datang terlambat.
Seharusnya seorang guru harus mampu menunjukkan sikap positif, bahwa ia pantas dijadikan teladan bagi siswanya. Guru harus mampu memberikan contoh yang baik kepada siswanya. Seharusnya guru tersebut memberi contoh siswanya dengan tidak melanggar aturan yang ada. Guru memberi contoh bagaimana cara berpakaian yang baik dan benar, serta guru harus memberi contoh untuk tidak datang terlambat, dan berhak memberi tindakan tegas kepada siswanya yang melanggar apabila guru sudah mampu menjadi teladan bagi siswanya.
Dari bererapa contoh di atas bisa kita ketahui bahwa pentingnya seorang guru dalam menerapkan kompetensi dasar yang dimilikinya. Di samping itu, kompetensi dalam bidang pemanfaatan IT juga tidak dapat dikesampingkan pada zaman now ini.
*Penulis adalah mahasiswa semester II tahun akademik 2018/2019 Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris, STKIP Agama Hindu Amlapura