oleh: Kadek Angga Ari Wedana*

Pendidikan bukanlah hal yang asing lagi bagi masyarakat, karena pada dasarnya setiap  orang membutuhkan pendidikan. Akan tetapi, dalam kenyataannya kita lupa bahwa pendidikan khususnya di Indonesia dari kualitasnya tidak sebagus negara-negara lain. Pendidikan adalah jembatan untuk membangun peradaban dan kemajuan bangsa. Tidak salah jika banyak kalangan melihat pendidikan sebagai potret nyata yang tidak bisa dikesampingkan dalam melihat kondisi real sebuah negara. Pendidikan yang maju, tidak dipungkiri, menjadi potret sekaligus tolok ukur kemajuan negara tersebut. Sebaliknya, ketika pendidikan dililit beragam persoalan pelik, bisa dipastikan negara itu pun dalam keadaan yang tak jauh berbeda.

Di dalam masyarakat saat ini telah banyak  kritikan, baik dari praktisi pendidikan maupun dari kalangan pengamat pendidikan  mengenai pendidikan nasional yang tidak mempunyai arah yang jelas. Dunia pendidikan saat ini sudah sedikit demi sedikit sudah menyimpang dari garis tujuannya. Dunia pendidikan yang merupakan salah satu media pemersatu bangsa saat ini sudah menjadi suatu ajang pertikaian dan persemaian manusia-manusia yang berdiri sendiri  dalam arti yang sempit, mementingkan diri sendiri dan kelompok. Oleh karena  itu, mutu pendidikan dan upaya-upaya peningkatan kualitas pendidikan perlu ditingkatkan agar dunia pendidikan menjadi lebih terarah.

Di zaman globalisasi saat ini, guru harus bisa mengimbangi kemajuan zaman serta tantangan yang semakin banyak. Guru dituntut terus belajar, kreatif, dalam mengembangkan diri, serta harus selalu menyesuaikan pengetahuan dan cara mengajar terhadap penemuan baru dalam dunia pendidikan, psikologi, dan pengetahuan teori belajar agar tidak timbul kendala dalam pendidikan. Pada hakikatnya pendidikan merupakan usaha manusia untuk memanusiakan manusia itu sendiri. Oleh karena itu, lembaga pendidikan selalu mengupayakan beberapa cara untuk meningkatkan kualitas pendidikan atau mutu pendidikan.

Mutu adalah konsep yang absolut dan relatif. Mutu yang absolut ialah mutu yang idealismenya tinggi dan harus dipenuhi, berstandar tinggi, dengan sifat produk bergengsi tinggi. Mutu yang relatif bukanlah sebuah akhir, tetapi sebagai sebuah alat yang telah ditetapkan atau jasa dinilai, yaitu apakah telah memenuhi standar yang telah ditetapkan (Usman, 2006:408). Mutu di bidang pendidikan meliputi mutu input, proses, output, dan outcomeInput pendidikan dinyatakan bermutu jika siap berperoses. Proses pendidikan bermutu apabila mampu menciptakan suasana yang PAKEM (Pembelajaran yang Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan). Output dinyatakan bermutu apabila hasil belajar akademik dan nonakademik siswa tinggi. Outcome dinyatakan bermutu apabila lulusan cepat terserap di dunia kerja, gaji wajar, semua pihak mengakui kehebatannya lulusannya dan merasa puas (Usman, 2006:410).

Mutu pendidikan tidak hanya berbicara soal hasil, tetapi juga proses dari pendidikan itu sendiri. Pendidikan dikatakan bermutu apabila proses belajar mengajar berjalan dengan baik dan lancar. Begitu juga dengan hasil yang didapat memuaskan. Proses belajar mengajar dapat berjalan lancar bila guru dan murid bisa berkomunikasi dengan baik, lingkungan belajar yang nyaman, serta didukung sarana dan prasarana yang dapat mendukung proses belajar mengajar ini. Di sinilah diperlukan guru yang kreatif dalam mengelola pembelajaran. Di tangan guru yang kreatif, kegiatan pembelajaran akan menjadi lebih menyenangkan dan kontekstual bagi kebutuhan siswa/murid.

Mutu pendidikan bila dilihat dari hasil, mengacu pada prestasi yang diperoleh murid ataupun sekolah untuk kurun waktu tertentu. Selain itu, kemampuan sekolah untuk menghasilkan lulusan-lulusan terbaik juga menunjukkan mutu pendidikan di sekolah tersebut. Selanjutnya, lulusan-lulusan inilah yang akan berkontribusi untuk memajukan Indonesia. Pencapaian hasil ini pun tidak terlepas pula dari sosok guru yang kreatif. Guru kreatif bisa mengemas proses evaluasi dengan berbagai cara sehingga hasilnya betul-betul otentik terhadap kemampuan/skill pada siswa/muridnya.

Upaya peningakatan mutu pendidikan adalah usaha-usaha yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Upaya peningkatan mutu ini menjadi penting dalam rangka menjawab berbagai tantangan terutama globalisasi, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta pergerakan tenaga ahli yang sangat masif. Oleh karena itu, persaingan antarbangsa pun berlangsung sengit dan intensif sehingga menuntut lembaga pendidikan untuk mampu melahirkan output pendidikan yang berkualitas, memiliki keahlian dan kompetensi profesional yang siap menghadapi kompetisi global.

Pada era teknologi informasi, guru memang bukanlah satu-satunya sumber informasi dan ilmu pengetahuan.  Akan tetapi, peran guru telah berubah menjadi fasilitaor, motivator, dan dinamisator bagi peserta didik. Dalam kondisi seperti itu diharapkan guru  dapat memberikan peran lebih besar. Dengan kata lain, peran pendidik tidak dapat digantikan oleh siapa pun dan apa pun serta era apa pun.  Untuk melaksanakan peran tersebut secara efektif, perlu ditingkatkan skenario yang jelas dalam proses pendidikan bahwa guru dan siswalah yang sebagai aktornya dan saling melengkapi satu sama lain. Peran guru dalam meningkatkan mutu pendidikan sangat penting. Guru selalu mengetahui ukuran serta strategi-strategi mendidik atas tingkat-tingkat kemampuan, minat dan kesiapan para siswa mereka. Pendekatan mengajar terkadang mengabaikan antusisme para siswa yang cerdas dan menyebabkan frustasi para siswa untuk belajar dan yang membutuhkan perhatian khusus. Akan tetapi, di tangan guru yang kreatif hal itu dapat ditekan. Tenaga pendidik yang luar biasa akan memberikan strategi-strateginya sendiri dalam proses belajar mengajar dengan teknik-teknik yang memberi inspirasi kepada pelajar yang berbakat.

Guru yang kreatif dalam menyesuaikan pengajaran dengan kebutuhan individual para peserta didiknya. Bila siswa tidak belajar dari cara yang diajarkan atau digunakan, maka guru perlu mengajair mereka dengan cara yang mereka pelajari. Gur kreatif akan dapat dengan mudah masuk ke dunia para siswanya. Masing-masing murid/siswa mempunyai keanekaragaman tersendiri, lahir dengan kecenderungan dan kemampuan yang berbeda-beda. Oleh karena itu, guru perlu memahami mereka terlebih dahulu. Di samping itu, karakteristik siswa yang dihadapi juga beragam, baik dari segi kecerdasan, gaya belajar, pengetahuan awal, dan minat masing-masing siswa. Di sinilah diperlukan guru yang kreatif yang mampu merangkul keanekaragaman karakteristik siswa.

*Penulis adalah mahasiswa semester II tahun akademik 2018/2019 Program Studi Pendidikan Bahasa Bali, STKIP Agama Hindu Amlapura

Leave A Comment

All fields marked with an asterisk (*) are required

Hubungi kami di WhatsApp
1