oleh: Ni Nyoman Ayu Anggita Kusuma*

Siapakah sesungguhnya guru itu? Apakah tugasnya hanya mengajar di depan kelas? Apakah guru tidak memiliki tugas lain selain mengajar? Nyatanya tidaknya demikian. Guru adalah orang yang mengabdikan dirinya untuk mengajarkan ilmu pengetahuan. Selain itu, guru juga mendidik, mengarahkan, dan melatih muridnya agar memahami ilmu pengetahuan yang diajarkannya tersebut. Guru merupakan teladan bagi semua siswa. Guru merupakan seseorang yang patut digugu dan ditiru. Oleh karena itu, guru memiliki peran yang sangat penting dalam proses menciptakan generasi penerus yang berkualitas, baik secara intelektual maupun akhlaknya. Terlebih lagi pada abad yang kemajuan teknologi informasi dan komunikasinya telah mengubah gaya hidup manusia, yaitu abad 21.

Lalu apakah yang dimaksud dengan abad 21? Abad 21 merupakan abad pengetahuan. Abad 21 sering disebut sebagai abad globalisasi. Abad di mana informasi banyak tersebar dan teknologi berkembang dengan pesatnya. Pada abad ini perubahan sangat jelas terlihat di segala bidang kehidupan. Perkembangan ilmu pengetahuan yang luar biasa di segala bidang, terutama bidang teknologi dan informasi membuat dunia ini semakin sempit. Akibat kecanggihan teknologi, beragam informasi dari berbagai sudut dunia mampu diakses dengan instan dan cepat oleh siapa pun dan dari mana pun.

Oleh karena itu, tugas guru di abad 21 tidaklah ringan. Guru diharapkan mampu menerapkan empat pilar pendidikan dari UNESCO, yaitu yang pertama adalah learning to know, yang artinya belajar untuk mengetahui sesuatu. Pada hakikatnya, pendidikan merupakan usaha untuk mengetahui informasi yang dibutuhkan dan berguna bagi kehidupan. Yang kedua adalah learning to do, yang artinya belajar untuk melakukan sesuatu. Pendidikan membekali manusia tidak sekadar untuk mengetahui, tetapi lebih jauh untuk terampil berbuat atau mengerjakan sesuatu sehingga menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi kehidupan. Yang ketiga adalah learning to be, yang artinya belajar untuk menjadi sesuatu. Penguasaan pengetahuan dan keterampilan merupakan proses menjadi diri sendiri. Hal ini erat sekali kaitannya dengan bakat, minat, perkembangan fisik, kejiwaan, serta kondisi lingkungannya. Pilar yang keempat adalah learning to live together, yang artinya belajar untuk hidup bersama. Kebiasaan hidup bersama, saling menghargai, terbuka, memberi dan menerima perlu dikembangkan di sekolah. Kondisi seperti inilah yang memungkinkan tumbuhnya sikap saling pengertian antarras, suku, dan agama.

Guru di abad 21 adalah guru yang benar-benar profesional. Guru diharapkan agar lebih kreatif dan inovatif. Guru harus memiliki tujuan dan arah yang jelas dalam mendidik peserta didiknya. Tidak hanya itu, di abad 21 ini guru juga diharapkan agar memiliki kecakapan melek terhadap teknologi informasi dan media lainnya yang menunjang proses pembelajaran agar menjadi lebih menarik. Pendidikan hendaknya disesuaikan dengan perkembangan zaman yang ada. Begitu pula dengan guru yang memiliki peran penting dalam dunia pendidikan. Guru adalah profesi yang tidak akan tergantikan oleh teknologi sekalipun. Namun, guru harus mampu mengikuti perubahan seiring dengan perkembangan teknologi yang ada. Bahkan guru harus mampu “mengubah” dirinya sendiri dan mampu menjadi agen perubahan tersebut. Pada hakikatnya, pendidikan merupakan gejolak perubahan bangsa. Oleh karena itu, guru harus siap tahan banting atas berbagai tantangan yang harus dihadapinya. Salah satunya adalah tantangan di abad 21.

Tantangan utama guru pada abad 21, yaitu mengatasi dampak teknologi dan globalisasi yang sangat pesat. Dampak dari perkembangan teknologi tidak hanya berimbas pada ilmu pengetahuan saja, tetapi juga teknologi yang memengaruhi sosial budaya kehidupan bermasyarakat.  Mampu mempertahankan nilai-nilai sosial budaya pada peserta didiknya merupakan suatu tugas yang sangat berat bagi seorang guru. Dampak yang ditimbulkan oleh kemajuan teknologi dan globalisasi sudah mulai mengikis budaya ketimuran pada siswa. Salah satu akibatnya adalah kemerosotan moral. Guru adalah orang yang bertanggung jawab atas peningkatan moral pelajar dan juga kemerosotannya. Oleh karena itu, tugas guru tidak terbatas pada pengajaran mata pelajaran, tetapi yang paling penting adalah pencetakan karakter siswa.

Selain pendidikan moral, peningkatan iman dan takwa pada diri siswa juga sangat penting. Oleh karena itu, diperlukan bimbingan pendidikan agama dari seorang guru, khususnya guru pendidikan agama di sekolah. Kekuatan iman dan takwa yang mantap akan menjadi penangkal yang kuat dari dampak negatif globalisasi. Tanpa iman dan takwa yang kuat, manusia akan mudah terjerumus ke dalam buruknya dampak era globalisasi. Landasan iman dan takwa yang kuat dapat dibangun di lingkungan sekolah melalui pendidikan agama. Dengan demikian siswa diharapkan agar dapat mengatasi permasalahan global. Selain itu, siswa juga diharapkan agar dapat senantiasa bijak dan berhati-hati dalam memilah dan memilih informasi yang masuk ke dalam dirinya.

Oleh karena itu, peran guru di abad 21 sangatlah kompleks. Tidak hanya sebagai pengajar ilmu pengetahuan, tetapi juga sebagai pembimbing. Guru berusaha membimbing siswa agar dapat menemukan berbagai potensi yang dimilikinya. Guru juga berperan sebagai  motivator, yang artinya guru dapat memberi semangat dan dorongan kepada semua siswanya. Guru sebagai fasilitator, ini berarti guru berperan sebagai orang yang memberikan pelayanan untuk memudahkan siswa dalam proses pembelajaran. Guru sebagai demonstrator artinya guru dapat memberikan contoh kepada siswanya. Kunci kesuksesan guru melaksankan perannya sebagai demonstrator adalah dengan menguasai ilmu pengetahuan yang akan diberikan kepada siswanya dengan baik. Peran guru yang terakhir adalah sebagai evaluator, yaitu tugas guru untuk memberikan penilaian untuk melihat tingkat keberhasilan siswa dalam proses pembelajaran. Selain itu, peran guru sebagai evaluator juga berfungsi untuk mengetahui tingkat keberhasilan guru dalam proses mengajar. Demikianlah, peran guru profesional di abad 21 yang harus tetap dioptimalkan dalam kegiatan pendidikan untuk menghadapi tantangan yang ada.

*Penulis adalah mahasiswa semester II tahun akademik 2018/2019 Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris, STKIP Agama Hindu Amlapura

Hubungi kami di WhatsApp
1