Pandemi Covid-19
oleh: Ni Nengah Ari Widiantari

Pandemi COVID-19 adalah peristiwa menyebarnya penyakit koronavirus di seluruh dunia. Penyakit ini disebabkan oleh koronavirus jenis baru yang diberi nama SARS Cov-2 pertama kali dideteksi di kota Wuhan, pada tanggal 1 Desember 2019, dan ditetapkan sebagai pandemi oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada tanggal 11 Maret 2020. Hingga 14 November 2020, lebih dari 53.281.350 orang kasus telah dilaporkan lebih dari 219 negara dan wilayah seluruh dunia, mengakibatkan lebih dari 1.301.021 orang meninggal dunia dan lebih dari 34.394.214 orang sembuh.

Wabah virus korona yang akhir-akhir ini merebak di seluruh penjuru dunia, mau tidak mau memaksa kita berdiam diri di rumah. Di rumah saja untuk sampai waktu yang tak ditentukan tentu membuat kita tidak nyaman. Bagaimana tidak, kondisi ini memaksa kita untuk mengubah rutinitas biasa kita. Perubahan adalah hal yang paling tidak disukai oleh manusia, bahkan merupakan hal yang paling ditakuti oleh manusia. Jadi, wajar saja kalau kita merasa gelisah karena perubahan ini.

Namun, tidaklah baik kalau lama-lama murung dan bersedih. Oleh karena itu, sebagai anak muda saya berusaha untuk menyesuaikan diri dan menikmati hari-hari yang saya jalani. Awalnya memang tidak mudah, tetapi seiring berjalannya waktu, saya mulai terbiasa menjalani new normal yang saya alami saat ini. Mengingat kondisi saat ini, kegiatan perkuliahan pun dilakukan secara daring. Jadi, saya punya waktu yang jauh lebih banyak di dalam rumah bersama keluarga.

Saya manfaatkan waktu tersebut untuk melakukan hal-hal yang saya sukai, seperti latihan menari dan latihan bernyanyi di rumah karena ini merupakan hobi saya. Saya sangat suka dengan segala sesuatu yang berbau seni. Saya sudah mulai jatuh cinta dengan seni khususnya seni tari mulai dari saya di bangku SD. Hal lain yang terkadang saya lakukan saat merasa jenuh adalah menggambar, menggambar sesuatu yang hanya terlintas dipikiran, hanya untuk sekedar menghilangkan rasa bosan semata.

Di rumah juga tidak seutuhnya bisa bermalas-malasan karena saya harus membantu ibu menyelesaikan pekerjaan rumah seperti , mencuci baju, nyapu-ngepel, dan memasak. Terlepas dari itu semua, saya akhirnya dapat menghabiskan waktu bersama keluarga. Memang, harta yang paling berharga adalah keluarga. Kejadian ini membuat saya semakin menghargai betapa berartinya keluarga.

Entah kapan wabah ini akan berakhir, hanya Tuhan dan Semesta yang tahu. Namun di kala yang sulit ini, alangkah baiknya kita memanfaatkan waktu yang ada untuk terus mengembangkan potensi diri dan menanamkan kebiasaan yang baik, serta tidak lupa untuk saling menguatkan sesama dan untuk selalu berdoa kepada Tuhan Yang Maha Esa agar selalu diberikan kesehatan dan keselamatan karena kita tidak tahu kapan kita akan mati, “Bermimpilah seolah-olah kamu akan hidup selamanya, hidup seolah-olah kamu akan mati hari ini.” – James Dean.

(Ni Nengah Ari Widiantari merupakan mahasiswa Program Studi Pendidikan Agama Hindu angkatan 2020/2021)

Leave A Comment

All fields marked with an asterisk (*) are required

Hubungi kami di WhatsApp
1